Sekilas Dukuh Gerjen

Kamis, Januari 26, 2017



Secara geografis, kampungku, Gerjen, terletak di dalam Provinsi Jawa Tengah, tepatnya di Kabupaten Jepara. Gerjen, menjadi salah satu dukuh dari empat dukuh yang ada di Desa Nalumsari, Kecamatan Nalumsari, Kabupaten Jepara. Dari sisi perbatasan wilayah, sebelah timur, dukuh Gerjen berbatasan dengan Dukuh Nglau dan dukuh Karangmojo Getassrabi Gebog Kudus. Sebelah barat berbatasan dengan dukuh Penagon, sebelah selatan berbatasan langsung dengan dukuh Kencing desa Papringan Kaliwungu Kudus dan sebelah utara berbatasan dengan dukuh Nalum.  

Di kampung ini masih terasa sejuk udaranya. Keberadannya di sisi sebelah selatan gunung Muria, menjadikan wilayah ini sebagai spot yang menarik untuk melihat keindahan gunung Muria, teruatama saat pagi hari dan ketika cuaca cerah, dimana udara sejuk dan memandang gunung Muria, akan tampak menarik.  Sawah-sawah masih membentang luas di dukuh ini. Pertanian menjadi salah satu andalan mata pencaharian penduduk setempat. Mayoritas sawah-sawah yang ada di dukuh ini ditanami padi. Sebagian kecil ditanami tebu, dan juga ada yang ditanami kencur. 

Penduduk yang tinggal di kampungku, Gerjen kurang lebih ada sekitar 550 KK. Dukuh Gerjen sendiri, terbagi lagi menjadi tiga kawasan, kawasan Gerjen Kauman, Gerjen Ngemplak dan Gerjen Kates. Aku, mendiami di kawasan yang paling padat jumlah penduduknya, sekitar 250 KK, yakni di kawasan Gerjen Ngemplak. Gerjen Ngemplak, berada di bagian paling barat, sebelah barat laut Gerjen Kates dan sebelah batar Gerjen Kauman.

Dari sisi fasilitas, dukuh Gerjen ini memiliki 2 masjid dan 8 Musholla, sebagai tempat beribadah. Dari sisi dunia pendidikan, memiliki satu SD Negeri, 1 Madrasah Diniyyah Awwaliyah sore hari, 2 TK, dan 1 PAUD.  Toko-toko klontong warga tersebar cukup banyak. Paling tidak lebih dari 10 toko klontong yang menyediakan bahan-bahan kebutuhan warga sekitar. Warung kopi dan sebagian warung makan juga ada sekitar empat buah.
Konon, nama Gerjen diambil dari kata “grajen” (sampah/kotoran bekas kayu yang dipotong dengan graji). Hal ini terjadi saat para pendahulu (cikal bakal) yang menyebarkan agama Islam di kawasan ini akan membangun masjid dan menemukan banyak sekali grajen di kawasan ini sehingga disebutlah kawasan ini sebagai “GERJEN”.

Budaya penduduk yang sampai saat ini masih terus dilestarikan antara lain adalah peringatan khaul Raden Rafi’i Dipoyudo, cikal bakal (leluhur) dukuh Gerjen. Acara ini dilaksanakan setahun sekali setiap tanggal 1 Safar. Menurut penduduk setempat acara ini untuk mengenang jasa-jasa perjuangan wali Allah sekaligus untuk meneruskan perjuangan beliau dalam menyebarakan agama Islam di bumi ini.

Raden Rofi’i dipercaya warga sebagai tokoh yang menyebarkan agama Islam di kampung ini. Beliau adalah salah satu murid dari  Raden Muhammad Syarif, yang merupakan tokoh dari Madura yang datang ke Jepara sekitar abad ke-16 untuk menyebarkan agama Islam. Raden Muhammad Syarif akhirnya dimakamkan di desa Padurenan, sekitar 3 kilometer arah timur dukuh Gerjen, dan dipercaya sebagai tokoh dan cikal bakal desa Padurenan kecamatan Gebog kabupaten Kudus. (*)

You Might Also Like

0 komentar

Like us on Facebook

Flickr Images