Mengenal Lebih Dekat Profil Gus Apang

Senin, September 20, 2010



Dakwah Melalui Lagu Religi;
Luncurkan Album Akustik, Tunjukkan Salawat Juga Asik


LAGU dan musik menjadi penyejuk dari rutinitas kehidupan manusia. Melalui lagu maupun musik, manusia dapat menggerakkan semangat, bersedih bahagia atau bahkan berkobar semangat untuk melakukan banyak hal.


Maka sangat wajar apabila dari sulu hingga sekarang banyak bermunculan sosok dengan potensi luar biasa dalam bermusik (memainkan alat musik), maupun mengeluarkan lantunan suara yang sangat enak didengar dan dinikmati.

Selain album-album lagu-lagu umum yang beredar di masyarakat, banyak pula album-album religi yang bermunculan di masyarakat. Album-album tersebut dikenal sebagai lagu-lagu bernuansa religi yang berisikan dengan pujian-pujian terhadap Allah dan rasul atau berisi tentang doa-doa yang baik, serta nasehat-nasehat kebajikan.

Selama ini, Kabupaten Kudus yang dikenal sebagai kota santri banyak bermunculan kelompok-kelompok musik rebana. Namun tak sedikit pula yang kemudian melantunkan lagu-lagu religi yang tidak hanya bersikan salawat dengan bahasa Arab saja, tetapi juga dengan bahasa Indonesia dan juga dengan menggunakan musik yang modern.

Seperti yang dilakukan Ashfal Maula yang juga sukses meluncurkan album solo Akustik berjudul Mutiara 04.30 Jogja pada 2005 dengan sepuluh lagu. Saat ditemui Radar Kudus belum lama ini, awalnya Gus Apang, sapaan akrabnya mulai belajar lagu-lagu Islami sejak kecil.

Lagu-lagu tersebut diawali dengan belajar sebagai qari’, yakni melantunkan ayat-ayat Alquran dengan nada-nada tertentu. “Belajar ngaji (qori, Red) Alquran dengan ustad Hilal Haidar sejak masih di MI (Madrasah Ibtidaiyyah, setara SD, Red),” katanya.
Dijelaskan, sejak kecil ia memang sudah menekuni teknik suara lagu-lagu Arab. “Kemudian belajar lagu-lagu lain bersama ustad Faruq,” ungkapnya.

Karena memiliki suara yang khas dan enak didengar, ia pun kemudian sering mendapatkan undangan untuk melantunkan ayat-ayat Alquran di berbagai acara. Tidak hanya di kalangan sekolah saja, tetapi juga untuk acara-acara lain.

Baca: Setia Mengawal Eksistensi Rebana Al-Mubarok 


Kemudian pada 1997 ia menjadi salah satu personel grup Rebana Al-Mubarok. Gus Apang berposisi sebagai salah satu vokal bersama beberapa vokalis lainnya. Kemudian karirnya di dunia tarik suara semakin dikenal masyarakat Kudus dan sekitarnya setelah Al-Mubarok berhasil menelurkan beberapa album yang di dalamnya selalu dihiasi dengan suaranya.

Kesuksesan menyanyikan lagu-lagu Arab yang bisa diterima masyarakat tak membuatnya merasa puas. Sejak kuliah di UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta, ia terus mengembangkan seni suaranya. “Waktu itu saya bergabung di UKM Al Mizan yang di dalamnya ada seni suara dan juga paduan suara,” kata dia.

Melalui kelompok tersebut ia kemudian mengembangkannya dengan menguasai teknik-teknik lagu dengan Bahasa Indonesia. Di samping itu, ia juga memperdalam lagi teknik lagu-lagu dengan bergabung di paduan suara dari temen-teman ISI Jogjakarta. “Ternyata sangat beda tekniknya, menyanyi lagu-lagu salawat Arab dengan lagu-lagu berbahasa Indonesia,” katanya.

Dengan suara yang rendah tetapi menghanyutkan ini, Gus Apang terus mendalami lagu-lagu, sekaligus mengelurakan album salawat bersama dengan kelompok-kelompok yang lain. Selain dengan grup Rebana Al-Mubarok yang mengusung salawat-salat dengan alat musik tradisional, ia juga mengeluarkan album salawat dengan musik modern bersama dengan Al-Madaniyah New Grup maupun dengan kelompok lain.

Bahkan pada 2005 ia sukses meluncurkan album solo Akustik bertitel Mutiara 04.30 Jogja. Melalui karya-karya tersebut, Gus Apang semakin dikenal sebagai pelantun lagu-lagu religi yang tidak hanya terbatas pada lagu salawat saja, tetapi juga lagu-lagu religi modern dengan berbahasa Indonesia dengan musik-musik modern pula.

Sukses dengan album-album tersebut membuatnya semakin dikenal tidak hanya di Kudus maupun daerah Indonesia lainnya, tetapi juga lagu-lagu dari album tersebut dipasarkan hingga ke manca negara seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam hingga ke Hongkong. Bahkan, Gus Apang melalui suaranya yang khas telah dua kali menggelar konser salawat di Hongkong.

Baca: Pengalaman Gus Apang Konser di Hongkong 


Saat disinggung tentang motivasi meluncurkan album solo akustik tersebut, pria yang hafal Alquran ini mengatakan termotivasi salawat dan lagu-lagu religi juga mampu terdengar enak dan menarik dengan alat-alat modern. Di samping itu, lagu-lagu salawat juga tidak kalah dengan lagu-lagu dari grup band modern.
“Saat itu mendapat tawaran dari Elang Mas untuk meluncurkan album akustik. Kemudian dibantu oleh teman-teman dari Jogja akhirnya sukses meluncurkan album akustik yang bisa diterima masyarakat,” kata pria lajang ini.

Kini melalui album solo akustik tersebut, ia beberapa kali diundang tidak hanya dari kalangan Muslim, tetapi juga dari kalangan umum. Namun tidak semua undangan dapat diterima begitu saja mengingat kini, ia juga sibuk mengajar di Madrasah Qudsiyyah Kudus. (*)

You Might Also Like

0 komentar

Like us on Facebook

Flickr Images