Biografi Muhammad Mustafa Azami

Rabu, Januari 18, 2017




Muhammad Mustafa Azami adalah salah satu ulama dunia yang fokus pada kajian ilmu hadis masa kini. Sosok ilmuwan ini mendapat julukan sebagi pendekar hadis dari India (the kninght of India). Julukan ini disematkan kepadanya karena sikapnya yang sangat kritis terhadap pemikiran para orientalis, terutama terkait kajian hadis. Beliau tidak serta merta tunduk dan “manut” pada pendapat para orientalis meski sempat menimba ilmu di sarang orientalis. Justru, ia berhasil secara komprehensif telah mementahkan argumen-argumen mereka dan meruntuhkan teori-teori orientalis, yang menyebutkan bahwa sistem sanad baru ada pada akhir abad pertama atau awal abad kedua Hijriyyah. Padahal, dari penelitian yang dilakukan Azami, sistem sanad telah ada sebelum Nabi. Bahkan saat periwayatan hadis Nabi semasa Nabi masih hidup, sistem sanad juga sudah ditemukan ada. Oleh karena itu Azami juga terkenal mendapatkan kehormatan sebagai pembela eksistensi hadis masa kini.



Muhammad Mustafa Azami mempunyai nama lengkap Prof Dr Muhammad Mustafa al-Azami (dalam versi arab ditulis al-A'zhami). Beliau dilahirkan di kota Mano, Azamgrah Uttar Prades, India Utara, pada tahun 1932. Kata Azami atau al-a'zami sendiri merupakan nisbat kepada daerah Azamgarh.



Ayahnya, adalah seorang pecinta ilmu dan sangat membenci penjajahan. Karena itu ayahnya tidak suka terhadap bahasa Inggris yang merupakan bahasa penjajah negerinya waktu itu. Atas arahan ayahnya, ketika duduk di bangku SLTA beliau diperintahkan untuk pindah ke sekolah Islam yang menggunakan bahasa Arab. Dari sinilah Azami mulai mempelajari hadis dan hal-hal yang bertalian dengan hal tersebut. Setelah lulus dari sekolah Islam setaraf SLTA, Azami kemudian melanjutkan studinya di College of Scienece di Deoband, sebuah perguruan tinggi terbesar di India yang mengajarakan studi Islam (islamic studies). Berkat ketekunan dan keuletannya, akhirnya beliau dapat menamatkan studinya di tahun 1952. Kemudian beliau melanjutkan lagi studinya ke Fakultas Bahasa Arab, Jurusan Tadris (pengajaran), di Universitas Al-Azhar, Cairo Mesir, dan lulus pada tahun 1955 dengan memperoleh ijazah al-alimiyah Universitas al- Azhar. Dan pada tahun itu beliau kembali ke tanah airnya, India.



Setahun kemudian, pada tahun 1956, Azami diangkat menjadi dosen bahasa Arab untuk orang-orang non-Arab di Qatar. Kemudian pada tahun berikutnya (1957) beliau ditunjuk menjadi sekretaris perpusatakaan nasional (dar al-kutub al-qatriyah) di Qatar. Kemudian pada tahun 1964 beliau melanjutkan studinya lagi di Universitas Cambridge, Inggris, hingga meraih gelar doktor Ph. D. pada tahun 1966 dengan disertasi berjudul Studies in early hadith literature with a critical edition of some early teks (Kajian seputar literautur hadis masa didni dengan kritikal. Edisi sejumlah naskah kuno) atau dalam versi arabnya Dirasah fil hadis al nabawi wa tarikh tadwini atau edisi terjemahan Indonesianya dengan judul Hadis Nabawi dan Sejarah Kodifikasinya yang diterjemahkan oleh salah seorang muridnya, Prof Dr KH Ali Mustafa Ya'kub, dan dan diterbitkan oleh penerbit Pustaka Firdaus, Jakarta. Kemudian beliau kembali ke Qatar untuk memegang jabatan semula yakni sebagai skeretaris perpustakaan nasional.



Pada tahun selanjutnya, yaitu tahun 1968, beliau mengundurkan diri dari jabatannya di Qatar sebagai sekretaris perpustakaan nasional dan memilih pindah ke kota suci Makkah al Mukarromah untuk mengajar di Fakultas Pascasarjana, Jurusan Syari'ah dan studi Islam, Universitas King Abdul Aziz (sekarang Universitas Umm al-Alquran). Beliau bersama almarhum Dr Amin al Mishri adalah orang yang ikut andil dalam mendirikan fakultas tersebut.



Tepat pada tahun 1973, beliau pindah ke Riyadh untuk mengajar di departemen studi Islam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Riyadh (sekarang bernama Universitas King Sa'ud). Dan di kota inilah, bertepatan tahun 1400 H/1980 M reputasi ilmiah beliau mencapai puncaknya setelah beliau berhasil memenangkan hadiah internsional Raja Faisal di Riyadh. Kini ayah tiga orang putra ini tinggal di perumahan dosen  Universitas King Saud Riyadh, Saudi Arabia dan menjabat sebagai guru besar hadis dan ilmu hadis di Universitas tersebut. (*)

You Might Also Like

0 komentar

Like us on Facebook

Flickr Images