I S T I R A H A T

Senin, Januari 23, 2017





Satu kata yang amat sakti yang sering disukai adalah kata istirahat. Ia dinantikan begitu banyak orang (atau malah setiap orang) setiap harinya. Kata ini bagai obat mujarab yang “menyembuhkan” semua “kegundahan” seseorang.
 
Dalam kamus Bahasa Indonesia (kamus online lho ya), ditulis seperti ini :

verb
1. , --singkat istirahat dua hari yg dapat diberikan kpd seorang pegawai negeri krn sakit ataupun krn keperluan lain;
ber·is·ti·ra·hat v 1 berhenti sebentar untuk melepaskan lelah: mereka ~ selama sepuluh menit sebelum melanjutkan pertandingan; 2berlibur untuk mengaso: sesudah kenaikan, anak-anak ~ selama sebulan;
meng·is·ti·ra·hat·kan v 1 membiarkan istirahat; 2 kimem-berhentikan (dr pekerjaannya);
~ diri melepas lelah;
per·is·ti·ra·hat·an n tempat (rumah dsb) untuk beristirahat;
~ terakhir makam; kubur


Banyak sekali ya ternyata artinya.  Jujur, saya sendiri tidak mengerti apa sebenarnya makna istirahat yang diartikan sebagai “singkat” itu. Apakah memang istirahat dua hari (sebagaimana dalam contoh) itu memang mengandung arti “singkat dua hari”, atau bagaimana sebenarnya. Justru saya pribadi terbantu dan agak cocok dengan definisi dengan kata-kata berikutnya, yakni kata “beristirahat”. Di situ ada dua arti, yang kedua-keduanya cocok dengan yang saya fahami selama ini. Kurang lebih bisa dimaknai “mengaso”, “berhenti sebentar”, dan “melepas lelah”. Arti-arti ini begitu mudah masuk ke dalam alam fikiran saya, orang bodoh ini.

Sebenarnya, yang ingin saya camkan dalam tulisan ini adalah beberapa makna turunan yang setiap hari kita sering temui dari kata-kata istirahat ini. Ya kata ini begitu ampuh dan selalu ditunggu kehadirannya. Bagi seorang siswa misalnya, kata ini dinanti-nanti setelah jenuh dan “putek” dengan materi-materi atau ulangan yang diberikan di dalam kelas. Ya, istirahat dalam konteks ini adalah waktu bebas yang diberikan setelah jam pelajaran tertentu untuk cooling down dan persiapan menghadapi pada jam materi berikutnya. Dalam contoh ini, kata istirahat, juga berlaku juga untuk guru sebagai waktu yang tepat untuk “ngaso” dan persiapan pada jam-jam ngajar berikutnya.

Makna istirahat berikutnya adalah kata-kata istirahat yang begitu dinanti dalam sebuah acara tertentu baik yang formal maupun non formal. Acara formal seperti acara Rapat, Pengajian, Peringatan Hari besar dan sebagainya. Acara non formal seperti pesta ulang tahun, pesta pernikahan dsb. Kata-kata “istirahat” yang meluncur dari pembawa acara terkadang dinanti melebih acara yang lain. Hal ini karena dalam dalam sebuah acara, kata istirahat di sini kemudian “berubah” makna sebagai waktu untuk makan, baik makan makanan kecil atau makanan besar, bahkan terkadang keduanya, snack dan makan besar. Guyonan lain dalam konteks ini adalah, acara istirahat diplesetkan menjadi acara “inti” mengalahkan acara puncak sebenarnya, hehe. 


Kata istirahat berikutnya, identik dengan makna tidur atau memejamkan mata. Kata-kata istirahat jenis ini, dinanti setiap orang, karena merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi manusia, juga makhluk hidup lainnya. Istirahat yang berarti tidur ini adalah berhenti dari segala aktifitas secara fisik dan psikis. Konon, dengan “istirahat” tidur, tubuh manusia akan kembali segar untuk beraktifitas kembali.    

Ada lagi kata istirahat yang maknanya tidak tidur, tidak makan-makan, tapi tetep aja  berdiri (biasa seperti itu). Hal ini bisa dilihat dari baris-berbaris para pramuka, para siswa polisi, tentara dan seterusnya. Dalam konteks ini biasanya terdengar aba-aba atau perintah "istirahat di tempat, gerak!". Perintah ini bukan berarti anda disuruh untuk segera tidur, melainkan masih tetap berada dalam barisan "baris-berbaris". Hanya saja posisinya berbeda dari sebelumnya. Kalau baris-berbaris biasa tanpa memegang senjata, maka posisinya adalah kaki kiri dipindahkan ke samping kiri dengan jarakkira-kira sepanjang telapak kaki (sekitar 30 sentimeter), ke dua belah tangan dibawa ke belakang dan dibawah pinggang, punggung tangan kanan di atas telapan tangan kiri. Tangan kanan dikepalkan dengan dilemaskan. Tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan dianatara ibu jari dan telunjuk. Dan kedua tangan dilemaskan. Kalau posisi istirahat sambil memegang senjata, kurang tahu, hehehe.

Makna istirahat selanjutnya, dapat dilihat dari beberapa quote dari para tokoh. Salah satu yang saya cuplik adalah makna istirahat dari Penulis handal dan Budayawan dari Semarang, Prie GS. Dalam tulisan status di fb miliknya, ia menuliskan: “Istirahat bukanlah tiduran atau duduk santai. Istirahat adalah tugas yang selesai”. Kalimat ini menurut saya, adalah ditekankan pada persoalan menyelesaikan tugas. Jadi, persoalan istirahat di sini bisa dilakukan jika tugas yang dibebankan telah rampung dilaksanakan, bila belum selesai dilaksanakan maka, pantang untuk beristirahat.  
   
Kata berikutnya kaitannya dengan istirahat adalah kata-kata yang populer beberapa hari ini. Sejak 19 Januari 2017, kata-kata “Istirahatlah kata-kata” menjadi buah bibir. Kata ini adalah judul sebuah film biografi karya Yosep Anggi Noen mengenai sosok Wiji Thukul. Wiji Thukul adalah aktifis di zaman orde baru, aktivis 1998, yang hingga hari ini keberadaannya belum diketahui. Apakah masih hidup atau sudah meninggal, tidak ada yang tahu rimbanya. (*)   

You Might Also Like

2 komentar

Like us on Facebook

Flickr Images