Dunia Pipiet Senja, Dunia Penebar Virus

Senin, Desember 26, 2016

NASIB seseorang tak ada yang bisa memesan pada Tuhan. Tidak ada yang meminta menjadi seseorang yang penuh kekurangan, baik secara fisik, materi atau yang lainnya. Takdir hidup ada di tangan Tuhan yang maha kuasa. Manusia ada yang kaya, ada yang miskin. Ada yang sehat, ada yang sakit. Itulah dunia, tidak ada manusia sempurna. Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Tetapi, justru karena tidak ada yang sempurna itulah manusia dituntut berusaha semaksimal mungkin untuk selalu bergerak dan berkarya. Kekurangan tidak bisa dijadikan alasan untuk tidak bergerak ke arah yang lebih baik. Justru kekurangan harus dijadikan cambuk untuk menelurkan hal yang berguna bagi sesama.
Seperti inilah yang dilakukan Pipiet Senja. Di tengah penderitaan penyakit yang tak berkesudahan, sepanjang hidup harus menjalani tranfusi darah secara berkala, bahkan komplikasi silih berganti belakangan ini, tak membuat dirinya berhenti untuk tidak berkarya. Dengan semangat menebar virus menulis, menebar ibadah, mengharap ridho ilahi, perempuan dari Jawa Barat ini mengabdikan hidupnya untuk tersenyum kepada orang lain, dan berbagai kepada sesama dengan tulisan-tulisan dan karya-karyanya.
Melalui buku Orang Bilang aku Teroris, Pipiet Senja selalu hidup untuk berdakwah. Bagi orang yang tak pernah bersua, kendati ia jauh di sana, Pipet senja selalu bercakap dan menteror untuk menyebar virus mematikan, virus menulis dan menulis. Tulisan yang dibahas tidak hanya soal pengalamannya, tidak hanya soal apa yang dilihat dan dirasakannya, tetapi jauh lebih dari itu, ia justru mengingatkan dan mendorong pembaca untuk segera terkena virus dan menyebarkannya ke orang lain.
Dengan menulis Pipiet Senja, menyiapkan ladang pahalanya, menebar inspirasi dan yang paling penting memotivasi buat sesama. Meski diakuinya menulis adalah wahana menumpahkan rasa, mendatangkan rezeki, tetapi yang paling penting dengan menulis dapat berbagai terhadap sesama. (hlm 250)
Kisah tranfusi darah yang diuraikan Pipiet Senja begitu hidup. Dengan lihainya, pembaca diajak masuk ke dalamnya. Tulisan yang berjudul Transfusi, Banjir dan Tawuran begitu apik dan menyentuh. Tak hanya soal bagaimana susahnya proses pengobatan, tetapi juga kisah-kisah perjalanan menuju rumah sakit yang mendebarkan. (hlm 282-289)
Buku ini tidak hanya menyajikan kisah yang mengharukan sebagi inspirasi, justru banyak kisah-kisah unik dan lucu yang begitu fulgar dan apa adanya yang sangat inspiratif. Gaya bahasa yang blak-blakan, celetukan-celetukan khas anak muda menjadi bumbu menarik dalam buku ini. Anak muda pasti ketagihan membaca celetukan gaul yang ditulisnya. Mereka pasti bergumam, “membaca tulisannya saja bisa menahan tawa, apalagi kalau mendengar langsung gaya ngocolnya di panggung narasumber?”
Salah satu “virus” menulis dalam buku ini disebutkan dan seringkali disebut dan disebut kembali, bahwa dengan hanya berbekal tulisan, sang penulis bisa berkeliling Indonesia dan bahkan keliling dunia. Kata lainnya, teteh Pipiet akan berkoar, “Itulah enaknya jadi penulis anak muda, hahaha”.  
Tak hanya itu, melaui karya tulisanlah seseorang yang hanya lulusan SMA mampu berbica dalam forum-forum besar, luar negeri pula. Virus-virus semacam ini dijamin bakal langsung merasuk ke hati pembaca untuk bersemangat menulis dan menulis. Buktikan sendiri!
Pembaca juga akan dihibur dengan penuturan yang ringan dan unik daerah-daerah yang disinggahinya. Sehingga, buku ini kaya makna dan kaya sisi tulisan. Tidak salah, pembaca seakan-seakan melihat sendiri daerah yang diungkap tersebut secara langsung. Bahkan, boleh jadi, setelah membaca buku ini, pembaca akan termotivasi untuk datang langsung ke wilayah ataupun kota yang diceritakan tetehdalam buku ini.
Namun begitu, buku ini tidak menulis secara lengkap dan utuh kisah-kisah hidup Pipiet Senja. Sehingga, akan dibuat kecewa bila orang menganggapnya bisa membaca dan melihat secara utuh profil Pipiet Senja. Bagi yang sudah lama membaca karya-karya Pipiet senja, buku ini akan semakin menambah tentang latar bekang sang penulis, tetapi bagi orang yang belum pernah membaca karya-karyanya bisa jadi salah persepsi.
Seperti nama asli Pipiet Senja misalnya, dalam buku ini tidak disebutkan. Kisah inspiratif bersama suami Teteh Pipiet dan kisah percintaannya, belum dibahas juga dalam buku ini. Saya yakin, kisah-kisah tersebut akan sangat luar biasa bila digabung dalam satu buku ini, sehingga pembaca akan semakin kenyang dengan kisah-kisah inspiratif dari kehidupan pribadi Pipiet Senja.
Buku ini juga tidak menguraikan tentang teknik-teknik dan tata cara menulis. Sehingga terkadang semangat yang telah dipompakan terburu meredup karena tidak ada teknik lanjutan yang menemani serta mengantarkan pembaca untuk mampu menulis secara apik dan mudah difahami pembaca.  Dunia Pipiet Senja adalah dunia menulis. Dunia yang seperti inilah yang ingin ditularkan dan ingin ditebar di segala penjuru dunia. Ingin menggenjot semangat menulis, baca buku ini! (*)

IDENTITAS BUKU
Judul               : Orang Bilang Aku Teroris
Penulis             : Pipiet Senja
Penerbit           : Jendela
Cetakan           : Januari 2012
Tebal               : 480 halaman

You Might Also Like

1 komentar

Like us on Facebook

Flickr Images