dr. Doe. Kudus

Minggu, Agustus 29, 2010


Tak Sekadar Bermusik Tapi Keluarga
Lagu “Pulangku” Jadi Simbol Kekeluargaan

MUSIK menjadi penyejuk hidup manusia. Melalui musik, dunia akan akan ramai dan tidak lagi sepi. Dengan musik hidup manusia menjadi lebih berwarna. Dengan musik pula seseorang akan mengekspresikan jiwa melalui karya dalam bermusik.


Banyak ragam dan jenis musik. Begitu pula banyak ragam alat musik yang dipakai. Maka sangat wajar, di berbagai belahan dunia banyak kelompok-kelompok orang yang senang bermusik dan kemudian membentuk satu kelompok musik tertentu.

“dr doe” adalah satu di antara ribuan kelompok musik yang ada. Tidak sembarang, kelompok musik ini mementingkan kepuasan berkarya, dan berekspresi.
Karakter dr doe sendiri merupakan kelompok musik yang menonjolkan instrumen musik, dan jarang menggunakan vokal. Yang ada hanyalah perpaduan berbagai alat musik yang membentuk rangkaian nada. Paling-paling dipadu dengan beberapa vocal-vocal ’’aneh’’ sebagai back song.

Beberapa instrumen yang ada dalam kelompok musik ini antara lain, drum, gitar, bass, sexophone, biola, dan keyboard. Terkadang juga ditambah dengan kendang dan juga gamelan.

Hery Wibowo, salah seorang penggagas kelompok musik ini mengungkapkan, awalnya kelompok ini digawangi beberapa personel. Antara lain Diva, Tomi Budi Hartono, Wangseng, Abu Sufyan, Budi Sadono “Junior”, dan dirinya sendiri., Diva dan Tomi dulu di vocal, Adit di bass, Junior di gitar, Abu Sufyan di biola, dan Bowo di drum.
“Tapi kemudian Diva dan Tomi mundur. Posisi vocal kemudian digawangi Abu sekaligus main biola. Lalu Wangseng yang di posisi bass juga kemudian mundur dan digantikan nama baru Agus Ucok,” terangnya.

Beberapa personel juga bergabung ke dr doe, antara lain Azam yang memegang keyboard, Widi Bagus pada Sexophone, Aam Arif Amrullah di Perkusi. Sedangkan drummer juga tambah dengan masuknya Bagus Setiawan. “Saat itu saya kerja di Jakarta, tapi posisi saya diganti,” ungkap personel yang mahir ngedrum ini.

Bowo menerangkan, awalnya grup ini terbentuk sekitar tahun 2003 akhir. Obsesinya membentuk grup musik yang akhirnya diberi nama “dr doe” tersebut adanya kesamaan ide serta visi dan misi dalam bermusik.

’’Dulunya hanya ingin menyalurkan hobi dalam bermusik saja, serta hanya latihan bareng. Tetapi kemudian tecetus ide untuk membentuk sebuah kelompok musik,’’ katanya.
Lebih jauh dikatakan beberapa personel awal yang membentuk grup musik ditemukan karena satu hobi bersama yakni bermusik. Nama-nama seperti Bowo, Abu, Junior, wangseng dipertemukan melalui hobi bermusik yang sama. “Uniknya semuanya sama-sama menyukai bermusik yang “aneh” dan liar,” terangnya.

Tidak hanya didukung hobi yang sama, para personel dr doe kemudian dipersatukan dalam satu visi dan misi yang sama dalam mengolah musik menjadi salah satu wahana ekspresi dan menyalurkan ide serta gagasan jiwa. “Dari kesatuan visi misi itu akhirnya semua personel seperti keluarga sendiri,” tuturnya.

Bowo menjelaskan, dari semua hal yang telah dilalui tersebut, masing-masing personel memiliki kreativitas yang tak terbatas dalam kelompok ini. Personel satu dengan yang lain saling melengkapi dalam bermusik. “Tak ada pembatasan di dr doe, masing-masing boleh berekpresi semaksimal mungkin,” ujarnya lagi.

Salah satu hal yang membuat hubungan antarpersonel di kelompok ini adalah terciptanya karya berjudul “Pulangku”. ”Di lagu itu tersimpan semangat kebersamaan kita,” terang Bowo.

Ia menjelaskan lagu pulangku wujud kebersamaan dalam sebauh keluarga di mana dr doe merupakan tempat untuk berkumpul dan tempat pulang. “Ibaratnya rumah kedua bagi para personelnya,” tandasnya.

Karena merupakan rumah kedua, terang Bowo, maka semua hal tercurahkan dalam dr doe ini. “Meski terkadang kita saling meledek, tetapi semua persoalan biasanya kita bahas bersama,” terangnya.

Bahkan, karena para personelnya ini sudah sedemikian dekat, hingga mereka berkeluarga pun kembali disatukan melaui dr doe ini. “Para istri kita juga saling mengenal dan menjadi dekat karena dr doe,” tandasnya.

Sementara Abu Sufyan yang juga menjadi salah satu penggagas dr doe mengungkapkan, dalam bermusik ini merupakan penyaluran bakat musik yang ia miliki. Selain itu melalui grup ini ia mampu menelurkan berbagai kreasi dalam bermusik. ’’Semua hasrat serta semua kehendak dapat tersalurkan dalam bermusik,’’ ungkap pria yang mahir main biola ini.

Beberapa lagu yang dihasilkan bersama teman-teman lainnya lagu yang berjudul Ruci n me. Menurtya, dalam lagu ini menceritakan tentang interaksi seorang hamba bersama Tuhannya, baik tatkala bermunajat, menyembah dan lain sebagainya. “Ini salah satu lagu yang saya gemari. Yang jelas lagu ini saya ciptakan terinspirasi dari pengalaman spiritual,’’ sambungnya.

Diakuinya, lagu Ruci n me tersebut bukan hasil haryanya sendiri tetapi ide berasal darinya dan personel yang lain turut berperan menentukan aransemen lagu tersebut.
Abu menambahkan, dalam kelompok ini juga terkenal dengan suara-suara khas sebagai back song. ’’Kita memang sering menggunakan tradisional voice yang terkenal dari berbagai daerah di Indoensia. Kita mencari suara-suara khas dari masing-masing daerah di Indonesia dan kita jadikan back song untuk lebih meramu lagu dari intrumen musik tersebut,’’ sambungnya. (*)

You Might Also Like

0 komentar

Like us on Facebook

Flickr Images